Cerita Usaha Kehamilan Pertama


"POSITIF??"
"ASLI NIH GUE POSITIF HAMIL?"
Setelah 7 bulan lamanya tidak menulis, akhirnya kembali menulis di blog ini. Oh iya, saat menulis ini keadaan Indonesia sedang tidak baik-baik saja karena wabah virus corona-19. Siapa yang sangka virus yang awalnya dari Wuhan ini akan sampai juga ke Indonesia dan menyebabkan kepanikan di masyarakat. Anyway, karena virus ini pula saya mendapatkan kesempatan untuk Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Sejujurnya saya bersyukur bisa menikmati WFH, dimana kesempatan ini saya bisa beristirahat di rumah di kehamilan yang saat ini memasuki usia 22 minggu.
Ah, tidak terasa ya semuanya. Kalau hanya melihat dari blog ini rasanya saya seorang fresh graduate yang masih menjadi trainee di tempat kerja yang memutuskan membuat blog, kemudian menikah dan saat ini kembali menulis menceritakan kehamilan pertama saya.
Ketika awal menikah sebenarnya saya ingin menunda kehamilan selama 1 tahun, suami saya tidak masalah dengan itu. Karena umur kami yang kami rasa masih muda pula sehingga tidak merasa perlu terburu-buru untuk punya anak. Menurut saya memiliki anak itu tanggungjawab yang besar, komitmen seumur hidup dan saat saya memiliki anak saya ingin saya sudah benar-benar siap baik secara mental dan terutama finansial. Dan sebelum menikah saya juga sudah melakukan pre-marital check up atau tes kesehatan sebelum menikah dan hasilnya saya sehat termasuk rahim saya juga yang tidak memiliki masalah untuk mempunyai anak.
Daridulu saya punya kebiasaan mencatat masa haid saya memakai aplikasi, karena kebiasaan ini pula saya tahu berapa lama masa haid saya dan kapan masa subur saya. Singkat cerita selama 3 bulan kami menikah, kami tidak pernah berhubungan badan pada saat masa subur. Sampai akhirnya pada bulan November, tepatnya tanggal 10 November 2019 saya dan suami berangkat ke Jepang untuk honeymoon pertama kami semenjak menikah!
Saya berpikir saat itu untuk mencoba peruntungan saya memiliki anak saat honeymoon, momennya pas sekali karena masa subur saya juga akan terjadi saat kami berada di Jepang. Oh iya, sebelumnya saya sudah melakukan usaha juga dengan mengonsumsi suplemen Vitamin E 400 IU sejak sebelum menikah dan Asam Folat 500 mg 1 bulan sebelum berangkat. Bahkan saya juga meminta suami saya untuk mengonsumsi Vitamin E dan Asam Folat saat di Jepang, karena dari beberapa artikel yang saya baca kalau suami juga mengonsumsi suplemen itu juga membantu laki-laki untuk memiliki sperma yang sehat. Untungnya suami nurut aja hahaha! >,<
Di Jepang kami berwisata mandiri, tidak menggunakan jasa tour travel. Kemana-mana kami berdua jalan kaki, naik kereta atau bis. Ah, untungnya suamiku mengerti jalur-jalur kereta mana saja yang harus kami ambil. Kami menginap di Tokyo 3 hari kemudian ke Kyoto untuk berhenti sebentar dan lanjut ke Osaka, di Osaka kami menginap 2 hari dan terakhir kami kembali lagi ke Tokyo dan menginap 2 hari. Banyak sekali berjalan kaki, sampai saya mengeluh karena lelah. Setiap hari kami sampai penginapan tengah malam, boro-boro mau bikin anak yang ada udah tepar duluan.
Tapi walaupun lelah, kami tetap berusaha untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membuat anak terutama saat masa subur saya. Iya dong ;p

Foto saat di Disneysea bersama suami.

Sesampainya kami kembali ke tanah air, saya dan suami kembali menjalani hari-hari seperti biasa. Dia sibuk bekerja dan saya juga sibuk bekerja. Sore hari saya selalu menyempatkan untuk olahraga di tempat gym karena membership gym tahunan saya yang akan berakhir di akhir bulan November. Saya lari minimal 3 km setiap hari di treadmill dan angkat beban tanpa kepikiran bahwa program hamil saya di Jepang kemarin.
Sampai kemudian awal Desember haid saya tidak kunjung datang, saya menunggu sampai saya telat 7 hari. Haid saya paling telat cuma 2-3 hari, akhirnya di hari ke 7 saya terlambat datang bulan saya memutuskan untuk membeli testpack di Indomaret.
Saat pagi hari saya bangun tidur, saya coba di kamar mandi dan muncul 2 garis merah yang artinya saya positif hamil! Saya terdiam beberapa saat dan mencoba mencerna momen kebahagiaan itu :')


"Gue hamil cuy" - pikiran saat melihat hasil testpack ini


Untungnya saya masih rutin mengonsumsi Asam Folat dari sebelum honeymoon sampai saya positif hamil. Karena banyak wanita yang tidak sadar sedang hamil, padahal tabung saraf berkembang ke sumsum tilang belakang dan otak pada 28 hari setelah proses pembuahan. Makanya banyak disarankan wanita yang mempunya rencana memiliki anak untuk mengonsumsi asam folat walaupun belum positif hamil.
Sebenarnya saya ingin menunggu untuk memberitahu suami saya saat kami bertemu, maklum namanya juga LDM. Tapi karena saya tahu suami saya bukan sosok yang hangat dan romantis, takutnya malah saya nanti kecewa sendiri karena responnya yang dingin dan kaku WKWK
Akhirnya saya memutuskan memberitahu via chat saja hahaha.
Ntah kenapa suami saya pun selalu bertanya SETIAP HARI apakah saya sudah haid atau belum. Mungkin dia juga menunggu kabar bahagia itu seperti saya atau dia sudah punya feeling sendiri. Yang pasti setelah sekian kali dia bertanya, saya kirimkan foto testpack bergaris 2 itu dan bilang "ciee selamat ya mau jadi bapak". Dia jawab, "ini beneran?" bener kan responnya kaku!
Terus dia nelfon, masih dengan nada bicaranya yang stabil seperti biasa dan bilang nanti saat dia ke Bandung akan cek ke dokter kandungan bersama. Yah, memang begitulah suamiku yang sulit menunjukkan sisi emosionalnya. But I know deep inside he's very happy, he just doesn't have a clue to show it laaah :))
Selanjutnya saya memberitahu kabar ke keluarga saya dan suami, tentunya disambut suka cita oleh keluarga kami.

Mungkin kalau bisa saya simpulkan yang membantu proses kehamilan saya adalah :

  • Pola makan yang sehat, tidak makan kalori yang berlebihan.
  • Olahraga teratur, ini saya lakukan setahun sebelumnya semenjak saya persiapan menikah biar badan lebih fit.
  • Saya dan suami mengonsumsi suplemen Vitamin E 400 IU dan Asam Folat 500 mg.
  • Suami tidak merokok, banyak penelitian yang mengatakan merokok dapat menurunkan kualitas sperma.
  • Berdoa diberikan rejeki anak.

Mulai saat tau positif hamil, saya mulai afirmasi positif ke diri saya sendiri kalau saya dan suami mampu menjadi orangtua yang baik, mampu memberikan kebutuhan anak kami, mampu menyayangi sepenuh hati titipan-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW DAN BIAYA VENDOR PERNIKAHAN BANDUNG

REVIEW DAN BIAYA VENDOR LAMARAN BANDUNG

Seleksi Officer Development Program (ODP) BNI